22 Desember 2008

CELAH KLEP - SETEL RENGGANG LEBIH IRIT 18,2%

10 Dec 2008 02:38:21 PM
CELAH KLEP
SETEL RENGGANG LEBIH IRIT 18,2%
Settingan mesin sangat berpengaruh pada performa, tentu juga pada konsumsi bahan bakar. Enggak percaya? Salah satu caranya dengan mengukur setelan celah katup, seperti yang dilakukan kru bengkel OSS yang bermarkas di Jln.Panjang No.8A, Jakbar pada kendaraan Suzuki APV GX 2003 milik redaksi. Pengukurannya dibagi dua karakter celah, masing-masing setelan rapat dan renggang. Ternyata hasilnya mempengaruhi konsumsi bahan bakar. Penasaran? Simak saja pengukurannya di bawah ini.
FEELER GAUGE
Sebelum melakukan modifikasi ataupun penambahan alat untuk mencapai efisiensi terhadap konsumsi BBM, sebetulnya ada langkah yang relatif mudah dilakukan pada settingan mesin. Di antaranya adalah setelan celah katup. Menurut mitos, setelan berbeda bisa berpengaruh pada konsumsi. Ibarat bulan Ramadhan, mesin pun bisa puasa minum bensin. Minumnya sama, tapi jarak tempuh lebih jauh.
Kenapa setelan celah katup atau klep bisa berpengaruh pada konsumsi bensin? Logikanya, dengan setelan celah rapat, katup akan membuka lebih lama. Kompresi dinamis yang dihasilkan lebih rendah, sehingga tekanan yang dihasilkan untuk membakar udara lebih sedikit. Namun bensin terisap lebih banyak karena map sensor (manifold absolute pressure) membaca tekanan lebih rendah dan memberi bensin lebih banyak. Kondisi ini lebih mantap buat putaran tinggi.
Kebalikannya, dengan setelan celah renggang, katup mambuka lebih sebentar. Kompresi dinamis lebih padat, tekanan udara pun lebih tinggi. Bensin yang disemprot juga berkurang. Tenaga dan torsi jadi lebih terkonsentrasi pada putaran rendah. Cocok nih, buat macet dan berkendara dalam kota. Namun kelemahannya, suara katup lebih berisik seperti bunyi mesin jahit. Meski demikian, komponen tetap mampu bertahan buat pemakaian jangka panjang.
Penyetelan celah klep bisa dilakukan pada mobil yang belum mengaplikasi sistem penyetelan hidraulis. Tepatnya, pada mobil dengan setelan konvensional, maupun dengan setelan shim. Penyetelan konvensional jelas lebih mudah, sedangkan penyetel shim harus dilakukan dengan mengganti shim ketebalan berbeda.
Pada mobil tes Suzuki APV GX, setelan katup masih mekanis konvensional. Cukup mudah, tinggal memutar baut penyetel pada rangkaian katup. Alat yang digunakan disebut dengan feeler gauge.
Untuk mendapatkan hasil maksimal, dilakukan dua penyetelan. Pertama dilakukan penyetelan celah rapat, yaitu katup masuk (in) dan buang (ex) dibuat sama bercelah 0,15 mm. Sedangkan penyetelan kedua terbilang renggang, katup in dan ex disetel bercelah 0,30 mm.
Setelah disetel, gas buang mesin diukur. Hasilnya, untuk setelan rapat, AFR (air-fuel ratio) tercatat 13,0:1 atau Lambda 0,88. Sedangkan dengan setelan renggang, AFR menjadi 14,3:1 atau Lambda 0,97. Artinya, AFR menunjukkan setelan renggang lebih irit.
Membuktikannya, mobil dijalankan konstan 80 km/jam sejauh sekitar 100 km. Konsumsi setelan rapat tercatat 14,3 km/liter. Sedangkan setelan renggang tercatat 16,9 km/liter. Jelas sudah, settingan mesin mempengaruhi konsumsi, perbedaan setelan katup saja bisa memberikan hasil yang berbeda sampai 18,2%.
SUMBER :
• Ade, Manut
• OTOMOTIF Edisi 18 : XVIII – Hal : 13 – 08 SEPTEMBER 2008

Tidak ada komentar: