28 Maret 2017

Mengapa layak untuk membeli generator hidrogen aDhydro (WORTHED??)

  1. SPAREPART untuk wadah atau casing menggunakan dari sparepart water filter/ reverse osmosis, sudah teruji kehandalannya terhadap bocor dan juga sparepart tersebut mudah diperoleh
  2. UKURAN alat yang ramping dan tinggi sehingga mudah untuk penempatan di dalam ruang kabin mesin yang sempit
  3. TIDAK PANAS atau hanya sedikit panas yang ditimbulkan di alat sehingga aman untuk di taruh di ruang kabin mesin yang panas dan tidak terjadi kerusakan pada produk kami
  4. Untuk rangkaian elektronik saat ini menggunakan sistem double layer dengan integrated circuit control CANGGIH dengan banyak fitur dan kemampuan tinggi, hanya 20% kemampuan alat yang kami pakai demi umur panjang usia pakai
  5. EXTREME generator hidrogen cell element menggunakan stainless steel type 316 dengan ketebalan yang mantap dan ini adalah yang PERTAMA sehingga berat botol dan reaktor generator hidrogen didalamnya seberat 2 kg tanpa air.
  6. AIR SAJA TANPA KATALIS/ KOH disarankan adalah Aqua merek Aqua, proses penggantian air sangat mudah dan air lama kotornya, terdapat indikator ketinggian kotoran untuk waktu kapan ganti air
  7. SANGAT AMAN UNTUK MESIN. Dengan tidak adanya katalis maka dipastikan tidak timbul kerak di dalam ruang mesin ataupun mesin menjadi brittle/ keropos setelah kemasukan hidrogen yang mengandung uap katalis, produk ini adalah hidrogen oksigen / hho murni
  8. MURAH, Mohon bandingkan dengan produk serupa di Bukalapak cari dengan kata kunci 'hho' atau 'hidrogen', harga aDhydro hanya sekitar 30% nya, Jadi Uang anda itu untuk beli bahan baku alat/ sebagai pengganti biaya produksi dan riset lainnya, sedang ilmu, pengalaman dan waktu dari si inventor masih kecil sekali harganya.
  9. Garansi pemakaian 2 minggu tidak puas uang kembali 100% namun ongkos pasang tidak kembali, tidak ada tipu-tipu yang ada kami ingin berbagi kesenangan MERASAKAN MOBIL DENGAN POWER SELALU 100% LIKE NEW dengan efek carbon clean, dan efek irit, mesin halus.
Guna HHO HYDROGEN aDhydro on demand supply:
  1. Memastikan adanya pembakaran sempurna dengan hasil tenaga torsi naik dan keiritan didapat dengan tetap eco driving
  2. Membersihkan ruang bakar selalu didapat ruang bakar yang selalu bersih, ALWAYS TOP PERFORMANCE ENGINE
  3. Mesin lebih DINGIN karena pembakaran yang sempurna lebih banyak mengandung uap air
  4. Emisi gas buang yang ramah lingkungan, siap menyongsong pemerintah melakukan program LCE (Low Cost Emisson), segera setelah LCGC (Low Cost Green Car) berakhir

27 Maret 2017

Kotoran di Reservoir Rata-Rata 1cm per 100km

Tinggi Kotoran 1,5cm dari dasar

















Kilometer Tercapai 155km










Jika kapasitas penampungan kotoran adalah 11 cm dengan asumsi 1 cm maka terdapat 10 cm dengan arti yang jarak tempuh 1000 km baru ganti air atau kuras kotoran








Catatan: Ini Berlaku setelah melalui 3x kuras air pertama @ setiap 2jam pemakaian (break in test)
Pengurasan cukup di tabung biru dan ada keran di bawah bumper untuk proses buang, jangan lupa diaduk dulu pakai benda yang tidak tajam seperti sumpit/ sedotan supaya semua kotoran terbilas

Kebutuhan dan Pasokan Energi Nasional Semakin Tidak Imbang

Senin, 27 Maret 2017 | 09:16 WIB












Saat ini kondisi jumlah pasokan minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia dengan jumlah kebutuhannya bagaikan neraca yang tidak berimbang. Indonesia sudah menjadi net oil importer semenjak 2004. Melihat tingginya permintaan gas dalam negeri, tidak menutup kemungkinan suatu saat Indonesia juga akan menjadi net gas importer.

Saat menjadi net oil importer, artinya minyak mentah yang kita impor lebih banyak dari yang diekspor. Saat ini produksi minyak dalam negeri memang tidak mampu memenuhi kebutuhan. Sebagai ilustrasi, lifting minyak (produksi minyak yang terjual) berada pada angka 829 ribu barrel per hari, sementara kebutuhan minyak mencapai 1,6 juta barrel per hari.

Dari sisi gas, produksi dalam negeri masih mampu memenuhi permintaan domestik. Namun perlu dicatat permintaan gas dari dalam negeri terus meningkat sebesar rata-rata 9 persen per tahun dari tahun 2003. Dengan dikembangkannya proyek kelistrikan yang memanfaatkan pembangkit tenaga gas, maka tidak menutup kemungkinan jika di masa depan produksi gas dalam negeri tidak akan mampu lagi memenuhi kebutuhan domestik.

Sebenarnya Indonesia masih punya peluang untuk meningkatkan cadangan minyak. Secara geologis, potensi Indonesia cukup menjanjikan. Saat ini pun masih ada 74 cekungan hidrokarbon yang masih belum disentuh kegiatan eksplorasi. Pada cekungan-cekungan yang telah berproduksi pun, tidak menutup kemungkinan penemuan cadangan baru yang signifikan masih bisa terjadi.

Setidaknya perlu tiga langkah utama untuk mengatasi kesenjangan yang semakin melebar antara kebutuhan dan pasokan migas di Indonesia. Tiga solusi tersebut adalah meningkatkan produksi migas dengan teknologi baru, meningkatkan kegiatan eksplorasi atau pencarian cadangan migas baru, dan memperpendek jeda waktu antara penemuan cadangan dengan produksi migas.

Ketiga langkah ini tentunya membutuhkan aliran investasi. Teknologi baru untuk meningkatkan produksi dan eksplorasi jelas membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Sama halnya dengan memperpendek jeda waktu antara penemuan dengan produksi berarti memperlancar aliran investasi untuk membangun fasilitas-fasilitas produksi pada lapangan yang telah terkonfirmasi cadangannya.

Untuk itu, semua hambatan investasi pada industri hulu migas harus dipangkas, baik hambatan yang bersifat regulasi, teknis, maupun sosial masyarakat.

Semua pemangku kepentingan, baik lembaga negara, pemerintah daerah, dan elemen lain, termasuk masyarakat setempat perlu menciptakan suasana yang kondusif bagi masuknya investasi hulu migas. Hanya dengan lancarnya investasi hulu migas lah, cadangan dapat ditambah dan Indonesia bisa terhindar dari ancaman krisis migas. (Adv)

26 Maret 2017

Cara Pemasangan HHO Hydrogen aDhydro type L

Dari kabel 2 buah yang saya pegang yang hitam belang putih itu adalah plus ikut kunci kontak ON
yang pendek itu adalah minus ikut ke body mobil



Pasang selang lubang atas ketemu lubang atas sesuai dua jari dan lubang bawah ketemu lubang bawah sesuai Dua Jari

















Pemasangan selang tidak boleh naik turun harus gradual naik dari bawah ke atas supaya hidrogen yang diproduksi ditabung putih akan dengan mudah mengalir tabung biru
















Lubang bawah dipasang selang ke bawah mobil biasanya nempel di bumper untuk keran buangan air kotor
Selang yang ada di atas botol biru itu menuju ke kotak filter udara atau belalai filter udara















Selesai Test, seharusnya gas akan timbul seperti di video ini
https://youtu.be/UuO5GEmNQHM

aDhydro Hydrogen HHO on Renault Duster Black

[3/26, 6:25 AM] Om Bay : Kesan pertama..... GILLLLLAAAAAAAAA ENAAAAKKK BAAANNGEETTT
[3/26, 6:26 AM] Arief : Udah sampai ya
[3/26, 6:26 AM] Om Bay : Dr speed 60 - 120 jossss
[3/26, 6:26 AM] Om Bay : Pajero sampe minggir dikasih lampu
[3/26, 6:26 AM] Om Bay : Risih kali pak
[3/26, 6:27 AM] Om Bay : Tooooppp markotop
[3/26, 6:27 AM] Om Bay : Ngebantu bgt buat ngail torsi 200nm duster
[3/26, 6:27 AM] Om Bay : Asli enak pak
[3/26, 6:27 AM] Arief : Mesin alus tetep kan?
[3/26, 6:27 AM] Om Bay : Alus pak
[3/26, 6:28 AM] Om Bay : Td parkir masuk garasi ga nginjek gas.. cukup buka kopling perlahan
[3/26, 6:28 AM] Om Bay : Kaya di kasih nafaa buatan pak
[3/26, 6:28 AM] Om Bay : Gokil
[3/26, 6:28 AM] Om Bay : Blm pernah saya segembira ini pak
[3/26, 6:29 AM] Arief : Seperti cinta pertama pas boil baru kan?
[3/26, 6:30 AM] Om Bay : Ga butuh racechip...
[3/26, 6:30 AM] Arief: Betul punyaku ku cofot
[3/26, 6:30 AM] Om Bay : *menurut saya lo pak
[3/26, 6:30 AM] Arief : Udah diatas 200Nm itu pa
[3/26, 6:30 AM] Om Bay : Enak enak enakkkkkkkk
[3/26, 6:31 AM] Om Bay : Test ahhh tar ke bdg
[3/26, 6:32 AM] Om Bay : Alhamdulillah bahagia aman sentosa
[3/26, 6:32 AM] Om Bay : Cm ngeri ngerem aja sih
[3/26, 6:34 AM] Arief : Itu testi hidrogen

Yg terenak adalah testi
Frekuensi ganti air lama kotornya lama itu yang paling penting sedikit perawatan, nggak ngerepotin




11 Maret 2017

Pengiritan di Toyota AGYA sungguh LUAR BIASA 31,3 (3 orang) >>> 17,7km/liter, muatan 5 orang

Mohon maaf ternyata setelah dicek dengan teliti dengan jarak yang lebih jauh hanya tercapai 1 liter untuk 17,7 km

ini untuk menghindari kesalahan pengukuran dispenser BBM di SPBU



Hasil pengetesan ini adalah benar adanya tetapi kami menduga adanya kesalahan dispenser SPBU

Hari ini kami melakukan pengetesan oxygen sensor piggyback yang dipasang di Toyota Agya dipadukan dengan hidrogen generator yang sudah terpasang dua minggu sebelumnya

Hasil pengetesan kita berjalan-jalan dari Citra Raya Cikupa menuju ke pintu tol Bitung lalu masuk ke arah Balaraja Barat ada sedikit Space untuk tol Kita uji kecepatan maksimum kita tempuh 120 km per jam

Keluar dari pintu tol Balaraja Barat disongsong oleh macet masuk ke citraraya kembali banyak jalan tikus yang macet pada hari Sabtu ini

Lalu kami mengisi bahan bakar minyak di pom bensin yang sama dan didapat pengisian bahan bakar hanya 0,93 liter dengan jarak tempuh 29,2 KM artinya 1 liter bahan bakar minyak pertalite mampu untuk menempuh jarak sejauh 31,3 km

[3/11, 2:00 PM] Renault Michael Andri: Cara pengukuran spt apa?
[3/11, 2:00 PM] Renault Michael Andri: Trayek nya? Drive style nya?
[3/11, 2:09 PM] Arief aDnet : Teman yang ikut mengetes sampai mabok karena saya kalau pakai Agya loncat-loncat nyetirnya





07 Maret 2017

aDhydro ingin design HHO nya dipakai masal : Mengerucut, Wacana Pajak Berdasarkan Emisi

Senin, 5 Desember 2016 | 07:02 WIB
Otomania/Setyo Adi

Jakarta, KompasOtomotif – Pemerintah terus mengkaji dan menyiapkan tersusunnya aturan baru pajak yang didasarkan pada emisi gas buang kendaraan. Sejauh ini, Kementerian Perindustrian sudah melakukan pertemuan dengan berbagai pihak untuk membuat aturan baru ini makin mengerucut.

I Gusti Putu Suryawirawan, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian mengatakan bahwa aturan itu memang masih disusun, berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan, Kementerian lingkungan hidup dan Kehutanan), Kementerian ESDM, dan Kementerian Perhubungan.

”Sekarang teman-teman di Kemenkeu mesti menghitung, jangan sampai nanti (setelah diterapkan pajak berdasarkan emisi gas buang) malah mengganggu penerimaan negara,” kata Putu dalam sebuah kesempatan di Jakarta, (30/11/2016).

Putu menjelaskan kembali, bahwa ke depan, struktur pajak tidak akan didasarkan pada kapasitas silinder, melainkan emisi gas buang dari kendaraan. Makin tinggi emisi, pajak akan makin tinggi. Sebaliknya, makin rendah karbon yang dihasilkan, pajak juga tambah murah.

Selain berkoordinasi dengan tiga kementerian, Putu juga menyatakan bahwa ada banyak pertimbangan juga di sisi agen pemegang merek (APM). ”APM harus menghitung, jangan sampai peraturan sudah keluar, mereka tidak memenuhi. Ini bahaya, dan karena itulah harus dipikirkan juga masa transisi,” ucap Putu.

Masa transisi setelah aturan keluar itu menurut Putu butuh waktu yang tidak bisa ditentukan, bisa satu atau dua tahun. Tahun depan, target Kementerian Perindustrian adalah merampungkan aturannya terlebih dahulu, setelahnya bicara soal transisi.

Penulis : Donny Apriliananda
Editor : Agung Kurniawan


Dengan berita-berita yang ramai di media, aDhydro mau konsep hitungan pemakaian HHO hydrogen sebagai PENGURANG EMISI kendaraan bermotor dengan keuntungan sebagai berikut
  • EFISIENSI, lebih hemat bahan BBM, hemat daya listrik (versi 40W)
  • AMAN, dengan separator air kotor yang terpantau dan proteksi ledakan, dan posisi alat tidak di dalam kabin, produksi gas hanya saat dibutuhkan, tidak disimpan, penetralan sedikit gas sisa produksi dalam 10 menit
  • MUDAH PERAWATAN, hanya air saja, tanpa katalis, hanya air bersih mudah didapat (AQUA)
  • MURAH biaya produksinya
  • TAHAN LAMA umur pakai sel reaktor dengan tanpa/ sedikit panas, daya tahan tinggi, gas banyak untuk kelas watt nya
  • MINIM PERAWATAN umur interval ganti air yang panjang, air tetap bening dengan indikator waktu ganti air
  • STABIL, automatic Power Wattage adjusment, produksi gas yang konstan dan bisa diandalkan
  • LAYAK DIGUNAKAN MASAL kecil, ringan, praktis, hemat ruang/ akomodasi
Siap bekerja sama dengan APM ataupun pebisnis/ pemerintah, LIPI untuk dibuat masal untuk kepentingan orang banyak
Bukan gas hho hidrogen yang banyak yang membuat pengiritan, namun hitungan yang tepat dalam ketahanan, efisiensi, kemudahan perawatan, keamanan, dan harga murah jadi penentu keterjangkauan masyarakat.

aDhydro mendukung : Menggagas Pajak Emisi Gas Buang

Oleh Joko Tri Haryanto, pegawai Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI*
http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/Menggagas%20Pajak%20Emisi%20Gas%20Buang.pdf

Dalam sebuah artikel di situs Hijau Indonesia, disebutkan adanya ketidaksadaran kita telah hidup di kota dengan tingkat polusi yang jauh melebihi standar yang berlaku secara internasional. Dan tanpa disadari juga, selama ini kita telah menghirup udara yang mengandung benda-benda partikulat yang sangat tinggi. Menurut penelitian WHO, banyak kota-kota besar di dunia, termasuk di Indonesia yang memiliki tingkat polusi PM10 rata-rata per tahun yang jauh melebihi batas aman yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia ini.
Dari sisi akademik, PM10 adalah benda-benda partikulat yang ukurannya kurang dari 10 mikron. Benda-benda partikulat ini hampir mustahil diamati dengan mata telanjang. Manusia hanya bisa melihat benda dengan berukuran sama atau di atas 40 mikron tanpa bantuan alat seperti mikroskop. Benda-benda partikulat inilah yang bertanggung jawab terhadap berbagai masalah kesehatan di masyarakat seperti asma, bronkitis, kanker paru-paru hingga perilaku kekerasan dan menurunnya kecerdasan anak.
Berdasarkan laporan yang dirilis WHO misalnya, dari 5 kota di Indonesia yang diamati, hanya Kota Pekanbaru yang memiliki standar polusi rata-rata per tahun di bawah standar WHO sebesar 20 mikrogram per meter kubik (20 µg/m3). Dari data yang diambil WHO pada 2008, tingkat polusi PM10
Pekanbaru sebesar 11 mikrogram per meter kubik (11 µg/m3). Sedangkan kota-kota besar lain di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan Medan, memiliki tingkat polusi yang jauh di atas batas aman WHO.
Jakarta misalnya, standar polusi udara yang dicatat WHO di tahun 2008 sudah mencapai 43 µg/m3 – 200% di atas standar aman WHO. Angka ini meningkat pada 2009 menjadi 68,5 µg/m3 atau lebih dari 300% dari standar aman WHO. Tahun 2010 angka ini diklaim turun walaupun masih 200% di atas standar WHO menjadi 48,5 µg/m3 sebagian karena efek diselenggarakannya program bebas kendaraan bermotor di Jakarta (Jakarta Car Free Day).
Masih berdasar laporan yang sama, Kota Surabaya, Bandung dan Medan justru memiliki kualitas udara yang lebih parah dari Jakarta. Standar polusi PM10 di Kota Kembang mencapai rata-rata 51 µg/m3 per tahun, sementara di Surabaya nilainya mencapai 69 µg/m3, dan Medan mencapai 111 µg/m3 per tahun. Angka-angka di atas memberikan gambaran nyata betapa buruknya tingkat polusi udara di kota-kota besar di Tanah Air.
Kondisi ini tentu saja menggambarkan trade off yang sangat rumit, mengingat sektor otomotif sering diklaim menjadi penyumbang utama memburuknya kualitas udara, sementara di sisi lain sektor otomotif juga menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi nasional khususnya dari sektor konsumsi masyarakat. Terlebih di tahun 2012, berdasarkan data Gaikindo, pasar mobil baru-baru saja mencetak rekor penjualan unit mobil hingga 1 juta unit, tertinggi dalam sepanjang sejarah industri otomotif nasional. Selama 10 tahun terakhir, tren penjualan kendaraan bermotor khususnya, mobil memang terus meningkat secara signifikan. Jika tahun 2003, penjualan mobil masih di kisaran 354 ribu unit kendaraan, tahun 2011 angka penjualan sudah melonjak hingga 813 ribu unit  kendaraan. Sempat terjadi sedikit fluktuasi tahun 2006 dan 2009 seiring dengan badai krisis ekonomi yang melanda dunia.
Dari sisi domestik, fluktuasi tersebut berbarengan dengan kebijakan Pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Pencapaian prestasi penjualan 1 juta unit mobil tentu patut mendapat apresiasi tersendiri, mengingat beratnya tantangan dan hambatan yang menghadang di tahun 2012, mulai dari wacana kenaikan harga BBM bersubsidi, kenaikan uang muka kredit kendaraan serta permasalahan buruh yang tak kunjung mereda. Keberhasilan tersebut sekaligus mengindikasikan 100% pulihnya daya beli masyarakat yang sempat terpuruk akibat krisis ekonomi.
Menggeliatnya pasar otomotif memang memberi dampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Sayangnya, kenaikan laju sektor otomotif masih belum seimbang dengan ketersediaan jalan, pengaturan perparkiran serta penyediaan transportasi publik. Beberapa proyek transportasi umum memang tengah disiapkan meskipun masih terkendala baik oleh permasalahan birokrasi maupun teknis. Akibatnya, sebagaimana telah disampaikan, kualitas udara di beberapa kota-kota besar di Indonesia terus memburuk.
Banyak kerugian yang ditimbulkan oleh terlepasnya berbagai zat beracun dalam kendaraan bermotor ke udara. Secara umum dampak-dampak yang sering teridentifikasi adalah munculnya gangguan hipertensi akibat tekanan kerja jantung yang berlebihan untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh, munculnya penyakit gangguan mata, penurunan kecerdasan, terganggunya perkembangan mental anak, penyakit aluran pernafasan serta dalam jangka panjang munculnya bahaya kanker dan gangguan fungsi reproduksi pria.
Secara teori ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mengendalikan emisi gas buang melalui kebijakan fiskal dan non-fiskal. Melalui kebijakan fiskal, Pemerintah dapat mengenakan mekanisme pajak kendaraan, pajak bahan bakar serta insentif fiskal untuk kendaraan ramah lingkungan. Sedangkan strategi non-fiskal dapat ditempuh melalui pengetatan standar emisi gas buang, pembatasan lalu lintas, pengembangan bahan bakar ramah lingkungan serta peningkatan kualitas bahan bakar.
Ide Pajak Emisi Gas Buang
Hingga saat ini, Pemerintah sudah menerapkan standar pengaturan emisi gas buang sebagai prasyarat di dalam perpanjangan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) setiap tahunnya. Bahkan persyaratan mengenai emisi gas buang sudah menjadi aturan tersendiri dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan. Dalam Pasal 64 paragraf 1 dikatakan bahwa emisi gas buang menjadi persyaratan laik jalan kendaraan bermotor. Pasal 65 juga menyebutkan bahwa emisi kendaraan bermotor harus diukur berdasarkan kandungan polutan yang dikeluarkan kendaraan bermotor serta wajib tidak melebihi ambang batas yang ditetapkan. Penetapan ambang batas tersebut diselenggarakan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup. 
Berdasarkan besarnya dampak yang ditimbulkan oleh pengelolaan emisi gas buang, penulis menyarankan untuk mengkaji lebih dalam kemungkinan pengenaan pajak emisi gas buang setiap tahunnya, berbarengan dengan pengenaan PKB. Dengan pengenaan pajak emisi gas buang, nantinya tidak akan menghilangkan kewajiban pembayaran berbagai jenis pajak kendaraan bermotor (PKB) lainnya, namun ada sedikit penyesuaian di dalam sistem pemungutannya. Pajak emisi gas buang tersebut nantinya akan mengadopsi mekanisme insentif dan dis-insentif pajak. Untuk kendaraan bermotor yang melebihi ambang batas emisi gas buang akan dikenakan tarif pajak progresif, sebaliknya untuk kendaraan bermotor yang mampu mengelola emisi gas buang di bawah ambang batas akan memperoleh keringanan tarif pajak. Pajak emisi gas buang tersebut nantinya akan dikenakan oleh Pemda dan dikelola oleh Provinsi, berbarengan dengan pengenaan PKB di dalam STNK pemilik kendaraan bermotor.
Seyogyanya pajak emisi gas buang kendaraan bermotor ini wajib di ear marking, untuk dikembalikan lagi kepada pembangunan infrastruktur jalan, pemeliharaan jalan, infrastruktur transportasi umum, pengembangan bahan bakar alternatif, pengujian emisi serta upaya perbaikan kualitas udara yang tercemar. Pemda yang tidak menaati aturan penggunaan dapat dikenakan sanksi dan hukuman misalnya tidak mendapatkan alokasi dana untuk periode selanjutnya.
Terkait ide tersebut, Indonesia dapat mencontoh Australia yang sudah terlebih dahulu menerapkan mekanisme pajak emisi gas buang. Meskipun awalnya menuai banyak protes khususnya dari para oposisi dan industriawan, pajak itu akan dikenakan pada polusi yang dihasilkan oleh korporasi. Sekitar 350 perusahaan ‘produsen’ polusi utama harus membayar sebesar 23 dolar Australia atau setara Rp220 ribu untuk setiap ton karbon yang mereka hasilkan. Sebagai gambaran, Australia sendiri merupakan salah satu negara produsen polusi per kapita terparah di dunia.
Dengan skema tersebut, Pemerintah Australia berharap tahun 2020, polusi karbon Australia setidaknya akan berkurang 159 juta ton/tahun dibandingkan dengan jika skema tidak diterapkan. Pengurangan polusi ini sama dengan melenyapkan sekitar 45 juta mobil dari jalanan. Rencananya setelah 3 tahun berjalan, akan ada transisi dari pajak karbon ke skema perdagangan emisi berbasis pasar.
Demi tujuan perbaikan bersama Jakarta yang kita cintai, rumusan di atas tentu bukan hal mutlak yang tidak dapat diperdebatkan. Justru berbagai masukan yang konstruktif sangat dibutuhkan. Namun semuanya harus bermuara pada satu tujuan bersama menciptakan transportasi Jakarta yang bersahabat dan bermartabat.

*Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja

02 Maret 2017

Penyempurnaan Oxigen O2 Sensor Piggy Back 2017


  1. Low Wattage, pemakaian power hanya 2 watt, power ikut power on kontak
  2. Easy, Only modifikasi jalur 1 kabel di O2 sensor, bukan kabel body
  3. Berguna untuk memonitor kondisi pulsa O2 sensor, yang bertanggung jawab terhadap AFR
  4. Mudah dalam pemasangan dan pengoperasian
  5. Auto Bypass CEL, jika alat tidak beroperasi karena + atau - terputus maka CEL (cek engine light) tidak menyala, atau mobil tetap berjalan normal namun tanpa pengaturan OSP ini.
  6. Over voltage Protection, tegangan keluaran dibatasi maksimum 0,8 volt ke ECU mobil
  7. Modified Output from O2 sensor signal hasilkan Ultra Lean AFR/ Lambda besar, digunakan jika alat HHO yang terpasang di mobil
  8. Wide Range Tuning, bisa buat irit, sangat irit, normal atau performance.
  9. High Input impedance: > 3000 Ohm, aman bagi O2 sensor.
  10. Untuk semua mobil dengan Oksigen Sensor type NARROW BAND single O2 sensor